Sunday, 15 June 2014

News | World Cup 2014 BRAZIL Buried Black Campaign In Indonesia

PIALA DUNIA 2014
Walaupun banyak ditentang, khususnya di negaranya sendiri, Brasil, perhelatan Piala Dunia 2014, selain dalam segi bisnis sepakbola menguntungkan, di Indonesia sendiri juga sangat berguna.

Dalam jangka waktu dekat ini, seluruh rakyat Indonesia akan melakukan satu pemilihan presiden yang akan digunakan dalam beberapa tahun ke depan.

Tentunya, dari calon-calon yang terpilih tersebut, para 'pasukan' mereka selalu melakukan banyak cara agar calon mereka berhasil menduduki kursi kepresidenan.

Tentunya, akan ada banyak aksi seperti kampanye secara langsung atau juga melalui media internet yang khususnya dilakukan di jejaring sosial.

Sayangnya, tidak sedikit kampanye pilpres di jejaring sosial justru berujung pada kampanye hitam yaitu saling mengumbar kejelekan dan sisi negatif calon presiden lainnya.

Bahkan tidak sedikit, baik yang beredar, di forum, media online, Facebook, Twitter dan banyak lagi, aksi saling hujat dan saling mengunggulkan satu pihak terjadi.

Namun, ketika maraknya kampanye hitam dan saling hujat di internet, muncul satu perhelatan akbar dunia yaitu Piala Dunia yang digelar di Brasil.

Ternyata, menurut pakar komunikasi Universitas Diponegoro Semarang Triyono Lukmantoro, segala sesuatu yang berhubungan dengan Piala Dunia atau World Cup 2014 Brasil ini adalah salah satu hal yang dapat meredakan kejenuhan dan segala hiruk pikuk kampanye Pilpres 2014.

"Dengan adanya Piala Dunia (PD), agenda setting media dan media sosial bisa lebih bervariasi tak hanya berita politik, kecuali saat masa kampanye ini terjadi kejadian luar biasa," kata Triyono Lukmantoro, seperti dikutip dari Antara, Minggu (08/06).

Dalam penjelasannya, Triyono mengatakan bahwa selama ini masyarakat disodori pem beritaan berulang-ulang tentang Pilpres 2014 dan segala hal yang berhubungan dengannya.

Oleh karena itu, maka kejenuhan, khususnya yang ada di jejaring sosial semakin memuncak. Dan dengan datangnya Piala Dunia 2014 ini, maka konsentrasi masyarakat menjadi terpecah dan terhibur.

[das] MERDEKA.COM

0 komentar:

Post a Comment